Resiko Jadi Orang Gak Enakan (STOP dari Sekarang yang Gaes)

resiko jadi orang gak enakan

Banyak dari kita diajarkan sejak kecil untuk selalu bersikap baik kepada orang lain. Sikap “gak enakan” atau merasa sungkan untuk menolak permintaan orang lain sering dianggap sebagai tanda keramahan dan empati.

Namun, sikap ini, bila berlebihan, dapat membawa berbagai konsekuensi negatif bagi kesehatan mental, fisik, dan sosial.

Hari ini Danafina akan membahas secara mendalam resiko jadi “orang gak enakan”, serta bagaimana cara menjaga keseimbangan antara bersikap baik dan menetapkan batasan yang sehat.

Apa Itu “Orang Gak Enakan”?

“Orang gak enakan” adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan seseorang yang cenderung merasa bersalah atau tidak nyaman jika harus menolak permintaan orang lain, bahkan ketika permintaan tersebut merugikan dirinya sendiri.

Mereka sering kali merasa tertekan untuk menyenangkan semua orang, takut dianggap egois, atau takut dicap buruk oleh lingkungan sosial.

Sifat ini, meskipun tampak positif di permukaan, tetapi dapat mengarah pada berbagai bentuk kesulitan jika tidak diimbangi dengan kemampuan menetapkan batasan.

Mengapa Orang Bisa Menjadi “Gak Enakan”?

Ada beberapa alasan mengapa seseorang bisa menjadi “gak enakan”, di antaranya:

  1. Pengaruh Budaya dan Pendidikan
    Di beberapa budaya, khususnya di Indonesia, keramahan, kerukunan, dan kesopanan sangat dijunjung tinggi. Anak-anak diajarkan untuk selalu menghormati dan membantu orang lain, dan sering kali ini diterjemahkan menjadi keengganan untuk menolak permintaan.
  2. Takut Terjadi Konflik
    Banyak orang yang menjadi “gak enakan” karena takut menciptakan konflik atau ketegangan. Mereka lebih memilih untuk mengorbankan kepentingan mereka daripada harus berhadapan dengan perselisihan.
  3. Keinginan Agar Diterima di Lingkungan Tertentu
    Seseorang mungkin merasa bahwa mereka harus menyenangkan orang lain agar bisa diterima dalam lingkungan sosial atau profesional. Hal ini sering terjadi dalam pergaulan di tempat kerja atau lingkaran pertemanan.
  4. Kurangnya Batasan yang Jelas
    Banyak yang tidak memiliki keterampilan dalam menetapkan batasan yang sehat dalam hubungan, baik personal maupun profesional, sehingga cenderung selalu mengatakan “ya” meski sebenarnya mereka ingin berkata “tidak”.

Resiko Menjadi “Orang Gak Enakan”

  1. Stres dan Kelelahan Mental
    Salah satu resiko utama menjadi “gak enakan” adalah meningkatnya tingkat stres. Ketika kita terus-menerus menempatkan kebutuhan orang lain di atas kebutuhan kita sendiri, kita beresiko mengalami kelelahan emosional. Kita mungkin merasa terbebani oleh banyaknya tanggung jawab yang sebenarnya tidak ingin kita ambil.
  2. Burnout
    Ini biasa terjadi di lingkungan kerja, terlalu sering menerima tugas tambahan yang bukan tanggung jawab kita bisa menyebabkan burnout. Orang yang “gak enakan” cenderung kesulitan menolak pekerjaan ekstra atau permintaan rekan kerja, yang akhirnya merugikan produktivitas dan kesehatan mereka sendiri.
  3. Merasa Tidak Dihargai
    Sering kali, ketika kita terlalu banyak memberi, orang lain mungkin mulai menganggap kita sebagai sesuatu yang “biasa”. Ketika kebaikan kita tidak dihargai, hal ini dapat menimbulkan perasaan kecewa, marah, dan bahkan dendam terhadap orang lain.
  4. Hubungan Tidak Seimbang
    Dalam hubungan personal maupun profesional, sikap “gak enakan” dapat mengarah pada hubungan yang tidak seimbang, di mana satu pihak selalu memberi dan yang lain selalu menerima. Hubungan semacam ini cenderung tidak sehat dan dapat memicu perasaan tersingkirkan atau dimanfaatkan.
  5. Mengabaikan Diri Sendiri
    Orang yang “gak enakan” sering kali mengabaikan kebutuhan, keinginan, dan kesejahteraan mereka sendiri. Hal ini bisa berdampak negatif pada kesehatan mental dan fisik, serta mengurangi kualitas hidup secara keseluruhan.
  6. Kehilangan Jati Diri
    Terus-menerus menyenangkan orang lain bisa membuat seseorang kehilangan jati dirinya. Mereka mulai melakukan hal-hal yang bukan menjadi keinginan mereka hanya demi menyenangkan orang lain. Dalam jangka panjang, hal ini bisa membuat seseorang merasa kehilangan arah dan tujuan hidup.

Bagaimana Mengatasi Sikap “Gak Enakan”?

  1. Belajar Mengatakan “Tidak”
    Mengatakan “tidak” mungkin terasa sulit pada awalnya, tetapi ini adalah keterampilan yang sangat penting. Mulailah dengan menolak permintaan yang benar-benar tidak dapat Anda penuhi. Ingatlah bahwa menolak permintaan bukan berarti Anda egois; Anda hanya melindungi kepentingan dan kesejahteraan Anda sendiri.
  2. Tetapkan Batasan yang Sehat
    Buat batasan yang jelas dalam hubungan Anda dengan orang lain. Misalnya, jika Anda tidak ingin bekerja di luar jam kerja, buatlah itu sebagai aturan yang tidak dapat diganggu gugat. Menetapkan batasan akan membantu Anda mengelola stres dan menjaga keseimbangan antara kehidupan pribadi dan profesional.
  3. Mengenali Nilai Diri Sendiri
    Penting untuk selalu ingat bahwa Anda juga berharga. Menempatkan diri Anda di prioritas utama bukanlah tindakan egois, melainkan bentuk perawatan diri yang sehat. Ketika Anda menghargai diri sendiri, orang lain juga akan menghargai Anda.
  4. Bertindak Berdasarkan Kemampuan
    Jangan menerima tanggung jawab atau tugas tambahan hanya karena Anda merasa tidak enak menolaknya. Pertimbangkan kemampuan Anda secara realistis. Jika Anda merasa tidak mampu, lebih baik menolak dengan sopan daripada menerima lalu merasa stres atau tertekan.
  5. Bangun Kepercayaan Diri
    Sering kali, sikap “gak enakan” berakar dari kurangnya kepercayaan diri. Anda mungkin merasa bahwa jika Anda menolak orang lain, mereka akan berhenti menyukai atau menghargai Anda. Bangun kepercayaan diri dengan mengingatkan diri sendiri bahwa hubungan yang sehat tidak bergantung pada seberapa sering Anda menyenangkan orang lain, melainkan pada saling pengertian dan penghargaan.
  6. Latih Keterampilan Komunikasi Asertif
    Asertif bukan berarti agresif. Ini adalah kemampuan untuk menyatakan keinginan dan kebutuhan Anda dengan tegas namun tetap menghormati orang lain. Dengan keterampilan komunikasi asertif, Anda bisa mengekspresikan diri tanpa merasa bersalah atau khawatir akan reaksi orang lain.

Kesimpulan

Menjadi “orang gak enakan” mungkin membuat Anda merasa lebih diterima di lingkungan sosial atau profesional, tetapi dampaknya terhadap kesehatan mental dan kesejahteraan pribadi tidak bisa diabaikan.

Jika Anda selalu mengutamakan kebutuhan orang lain di atas kebutuhan diri sendiri, Anda bisa kehilangan kendali atas hidup Anda dan bahkan mengalami kelelahan emosional.

Baca juga: Tips Mengatasi Overthinking Demi Kesehatan Mental

Dengan menetapkan batasan yang sehat, belajar mengatakan “tidak”, dan menghargai diri sendiri, Anda bisa menjalani kehidupan yang lebih seimbang, bahagia, dan bermakna.

Jadi, mulai sekarang, cobalah untuk STOP merasa “gak enakan”. Ingatlah bahwa menjaga diri sendiri adalah langkah penting untuk bisa benar-benar membantu orang lain dengan cara yang lebih tulus dan efektif.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *