
Kalau kamu sudah lama di dunia trading, baik itu saham, forex, maupun crypto, pasti sering dengar istilah market maker.
Istilah ini sering bikin orang bingung. Ada yang bilang market maker itu “dalang pasar”, ada yang nyebut mereka “penipu kelas kakap”, ada juga yang menganggap mereka justru penjaga keseimbangan pasar.
Jadi, sebenarnya siapa itu market maker? Apakah mereka jahat atau justru pahlawan yang nggak kelihatan?
Yuk kita bahas dengan santai, tanpa istilah ribet, dan dengan sudut pandang yang berbeda dari artikel-artikel mainstream lainnya.
-
Market Maker (Bukan Tukang Sihir, Tapi Tukang Dagang)
Pertama-tama, kita buang dulu anggapan mistis bahwa market maker itu semacam orang yang bisa “menggerakkan harga sesuka hati”.
Market maker sebenarnya adalah pelaku besar di pasar keuangan (bisa bank, perusahaan sekuritas, bahkan institusi investasi) yang punya modal sangat besar.
Baca juga: Apa Itu Leverage dalam Trading? Pahami Dulu Sebelum Entry!
Mereka berperan sebagai penyedia likuiditas, artinya mereka selalu siap membeli atau menjual aset kapan pun ada permintaan.
Bayangkan kamu lagi di pasar sayur. Kalau penjual cuma ada sedikit, kadang barang habis, kadang harga jadi nggak jelas.
Nah, market maker ini ibarat pedagang grosir super besar yang selalu punya stok, jadi kamu nggak perlu bingung cari pembeli atau penjual.
-
Kenapa Disebut “Market Maker”?
Disebut seperti itu karena mereka membuat pasar tetap hidup. Kalau nggak ada mereka, pasar bisa “kering”, artinya nggak ada yang mau beli saat kamu jual, atau nggak ada yang mau jual saat kamu mau beli.
Repot kan?
Contoh sederhananya:
- Kamu mau jual saham A di harga Rp1.000, tapi nggak ada pembeli. Kalau ada market maker, mereka akan “ambil” dulu saham kamu supaya transaksi tetap jalan.
- Kamu mau beli saham A di harga Rp1.000, tapi nggak ada penjual. Market maker siap jual dari stoknya biar kamu dapat barangnya.
Mereka seperti oli di mesin, nggak terlalu kelihatan, tapi bikin mesin (pasar) tetap jalan mulus.
-
Cara Kerja Market Maker (Rahasianya di “Bid” dan “Ask”)
Market maker bekerja dengan memainkan dua harga yaitu bid (harga beli) dan ask (harga jual).
- Bid = harga yang mereka siap bayar untuk beli.
- Ask = harga yang mereka minta untuk jual.
Selisih antara bid dan ask disebut spread. Nah, dari spread inilah mereka mendapatkan keuntungan.
Misalnya:
- Market maker beli saham kamu di harga Rp1.000 (bid).
- Lalu mereka jual ke orang lain di harga Rp1.005 (ask).
- Selisih Rp5 itulah keuntungan mereka.
Kalau transaksi terjadi jutaan kali sehari, bisa kebayang kan berapa cuan yang mereka kumpulkan?
-
Market Maker di Forex, Saham, dan Crypto
Biar lebih jelas, mari lihat contoh market maker di beberapa pasar:
- Forex
Di forex, banyak broker bertipe “market maker”. Artinya, ketika kamu buka posisi, lawannya bukan selalu trader lain, tapi bisa jadi broker itu sendiri. Mereka siap menampung order kamu. - Saham
Di bursa saham, market maker biasanya ditunjuk secara resmi. Misalnya ada perusahaan sekuritas besar yang ditugasi menjaga likuiditas saham tertentu supaya harga nggak terlalu liar. - Crypto
Di dunia crypto, ada automated market maker (AMM) seperti Uniswap atau Pancakeswap. Di sini, peran market maker digantikan oleh smart contract yang otomatis menyediakan likuiditas dari pool dana pengguna. Jadi, bukan orang, tapi algoritma.
Sampai disini paham kan?
Oke mari kita lanjut!
-
Apakah Market Maker Selalu Jahat?
Ini bagian yang sering disalahpahami. Banyak trader pemula suka menyalahkan market maker:
- “Waduh, harga turun gara-gara market maker!”
- “Market maker sengaja ngambil stop loss saya!”
Padahal kenyataannya nggak sesederhana itu.
Memang, karena modal mereka besar, market maker punya kemampuan mengguncang harga.
Mereka bisa beli besar-besaran sehingga harga naik, atau jual besar-besaran sehingga harga turun.
Tapi mereka melakukannya bukan sekadar untuk “jahil”, melainkan bagian dari bisnis mereka.
Ibaratnya, mereka itu gajah di kolam renang. Kalau masuk, pasti bikin air berguncang. Bukan karena sengaja nyipratin kamu, tapi memang ukurannya besar.
-
Kebaikan yang Dibawa Market Maker
Mungkin mengejutkan, tapi tanpa market maker, dunia trading bisa lebih kacau. Beberapa manfaat mereka adalah:
- Menjaga likuiditas – kamu bisa keluar-masuk pasar kapan saja.
- Mengurangi volatilitas liar – mereka siap menyeimbangkan order, jadi harga nggak melonjak terlalu ekstrem.
- Mempermudah trader kecil – kalau nggak ada market maker, trader kecil bisa kesulitan cari lawan transaksi.
Kalau masih bingung, silakan komen di kolom komentar aja ya!
-
Sisi Gelap Market Maker
Tentu saja mereka bukan malaikat. Ada juga praktik “nakal” yang sering dituduhkan ke mereka:
- Stop Hunting
Ini istilah ketika harga seolah-olah “diseret” ke titik stop loss para trader, lalu balik arah lagi. Banyak yang percaya market maker sengaja melakukan ini untuk “memakan” uang para trader kecil kayak kita. - Manipulasi harga jangka pendek
Karena modal besar, mereka bisa bikin panic sell atau euforia beli dengan sekali gerakan besar. - Konflik kepentingan di broker market maker
Kalau broker bertindak sebagai market maker, mereka sebenarnya jadi lawan kamu dalam trading. Kalau kamu rugi, mereka untung.
Inilah alasan kenapa trader sering curiga dan menaruh stigma negatif pada market maker.
-
Bagaimana Trader Kecil Menghadapi Market Maker?
Sebagai trader ritel (modal kecil), kita jelas nggak bisa melawan kekuatan mereka. Tapi bukan berarti kita bakalan kalah sebelum bertanding.
Ini beberapa strategi sederhana yang bisa kamu terapkan:
- Ikuti arus, jangan melawan – kalau terlihat ada pergerakan besar karena market maker, jangan buru-buru melawan tren.
- Pasang stop loss secara tepat – jangan terlalu dekat dengan harga saat ini, karena mudah tersenggol “hunting”.
- Pilih broker yang transparan – hindari broker market maker nakal yang berlawanan langsung dengan posisi kamu.
- Gunakan timeframe lebih besar – manipulasi market maker sering terasa di timeframe kecil, kami rekomendasikan minimal tf H1.
Sampai disini apakah masih ada yang bingung?
-
Market Maker Itu Mirip Toko Ritel Besar
Biar lebih gampang, bayangkan kamu punya warung kecil. Di sebelahnya ada supermarket besar.
- Supermarket selalu punya stok lengkap (likuiditas).
- Mereka bisa jual lebih murah atau lebih mahal sesuai strategi.
- Kadang gara-gara mereka, warung kecilmu ikut terombang-ambing.
Tapi coba bayangkan kalau nggak ada supermarket sama sekali? Orang-orang mungkin susah cari barang.
Jadi walaupun bikin “gerah”, supermarket (market maker) tetap punya peran penting di sebuah ekosistem.
Kesimpulan
Market maker bukan makhluk gaib, bukan juga penipu yang selalu jahat. Mereka adalah pemain besar dengan modal besar yang menjaga pasar tetap hidup.
- Mereka untung dari spread dan pergerakan harga.
- Mereka bisa jadi penolong (dengan likuiditas) atau musuh (kalau lawan langsung trader kecil).
- Mereka bisa bikin harga lebih stabil, tapi kadang juga mengguncang pasar demi kepentingan mereka.
Sebagai trader, tugas kita bukan mengutuk market maker, tapi belajar memahami pola permainan mereka.
Dengan begitu, kita bisa ikut menari di lantai dansa pasar, bukan malah tersingkir di pinggir.
Jadi, kalau nanti ada temanmu yang bertanya, “Siapa sih sebenarnya market maker itu?”
Kamu bisa jawab dengan santai, “Mereka itu pemain gede yang bikin pasar tetap jalan. Kadang bantu, kadang nyebelin. Intinya, mereka bagian dari permainan, bukan musuh abadi.”




