Cara Menghadapi Atasan yang Pilih Kasih

cara menghadapi atasan yang pilih kasih

Cara Menghadapi Atasan yang Pilih Kasih. Dunia kerja sangat berbanding terbaik dengan bangku kuliah, setelah memasuki dunia kerja Kamu dituntut mampu mengerjakan segala pekerjaan sesuai kemampuan yang sudah dicantumkan di CV. Bahkan terkadang Kamu harus mampu mengerjakan pekerjaan di luar jobdesk itupun belum tentu membuat atasanmu puas. Yah sad but true, itulah kenyataannya.

Beruntung kalau Kamu mendapatkan lingkungan kerja yang positif karena tidak semua orang seberuntungmu, misalnya saja : rekan kerja baik, reimbursement mudah, fasilitas mendukung, uang lembur lancar, namun memiliki atasan yang sangat pilih kasih.

Baca Juga : Aplikasi Gadai BPKB Motor Danafina (Pengajuan Termudah)

Padahal seharusnya seorang atasan harus menjadi contoh baik di kantor. Mulai dari sikap, cara kerja hingga tingkat kedisiplinan. Selain itu harus bisa mengayomi karyawan agar tercipta lingkungan kerja yang sehat. Siapa sih yang tidak mau berada di lingkungan kerja suportif walaupun gaji terbilang pas-pasan mereka pasti merasa nyaman bekerja.

Pembahasan artikel kali ini adalah tentang bagaimana cara menghadapi atasan yang pilih kasih, mari kita simak penjelasannya sampai selesai.

Cara Menghadapi Atasan yang Pilih Kasih

Sifat mengayomi yang hanya ditujukan kepada beberapa karyawan saja menjadikan pertanyaan tersendiri, mengapa beliau bersikap demikian? Mengomentari sikapnya memang kurang etis apalagi dihadapan karyawan lain. Namun kalau terus menerus didiamkan malah gondok sendiri karena merasa tidak dihargai. Daripada Kamu terus-terusan sakit hati yuk simak cara menghadapi atasan yang pilih kasih berikut ini.

Mengenali Sifat Atasan

Cara menghadapi atasan yang pilih kasih yang pertama adalah mengenali sifat atasan. Butuh usaha lebih ketika berhadapan dengan atasan yang memiliki sikap pilih kasih, sebelum Kamu menghakiminya secara berlebihan ada baiknya kenali dulu sifat atasanmu. Mungkin beliau bersikap demikian karena menyukai kinerja, sifat dan sikap karyawan tersebut bila dibandingkan dengan Kamu yang masih jauh dibawah.

Coba perlahan lakukan evaluasi diri apabila benar Kamu ternyata masih berada jauh dibawah karyawan tersebut misal dari segi kinerja, terimalah kenyataan kemudian segera lakukan perbaikan. Jika ternyata setelah Kamu melakukan perbaikan kinerja tetapi masih diperlakukan tidak adil. Kamu mempunyai hak untuk mempertanyakan sikap atasan bicaralah empat mata dan hindari sebisa mungkin keributan.

Kendalikan Perasaan

Rasanya kesal buka main di saat Kamu sudah memberikan yang terbaik untuk perusahaan tetapi mendapatkan perlakukan tidak adil atau pilih kasih. Ketika Kamu berprestasi di kantor malah kurang apresiasi sedangkan ketika tanpa sengaja melakukan kesalahan, eh malah dibesar-besarkan sampai semua divisi tahu (kan malu pak/bu).

Ingat Kamu tidak perlu berusaha terlalu keras yang terpenting rekan kerjamu mengetahui kenyataan sebenarnya. Khawatirnya juga Kamu malah susah fokus karena terlalu emosional demi diperlakukan adil oleh atasan dan itu justru mempengaruhi kinerjamu. Belajarlah mengendalikan perasaan setiap menghadapi permasalahan ditempat kerja supaya energi negatif hilang perlahan. Lebih baik lakukan yang terbaik, ambil gajimu dan pulanglah! Itu jauh lebih baik untuk kesehatan mental dan fisik.

Introspeksi Diri Sendiri

Siapapun orangnya kalau memang sejak awal tidak suka mau Kamu berbuat baik sekalipun tetap akan salah. Jika memang alasannya begitu mari lakukan evaluasi diri kira-kira adakah perbuatan yang membuat atasan atau rekan kerja terhadapmu? Mungkin benar ada hal yang kurang disukai oleh atasan sehingga beliau pilih kasih. Introspeksi disini tidak hanya dari segi kinerja saja melainkan sikap dan sifat.

Melakukan introspeksi diri membutuhkan waktu cukup lama sebab Kamu harus benar-benar mengingat apakah benar pernah melakukan kesalahan entah disengaja atau tidak, maka dari itu siapkan waktu khusus untuk evaluasi diri setelah semua pekerjaan selesai.

Menjalin Komunikasi dengan Baik

Mungkin ada alasan lain mengapa atasan berbuat pilih kasih kepada karyawan, misalnya Kamu termasuk orang yang berkepribadian tertutup dan hanya berkomunikasi hanya rekan kerja sehingga merasa kurang diperhatikan oleh atasan? Maka dari itu cobalah bersikap terbuka dan tingkatkan kemampuan berkomunikasi, siapa tahu Kamu bisa lebih akrab dengan beliau? Agar tidak terlihat carmuk alias cari muka di depan atasan, lakukan komunikasi terkait dengan pekerjaan dan komunikasi sapaan ringan saat bertemu dikantor atau luar kantor.

Jangan menunggu bola datang tapi jemputlah bola, jangan menunggu untuk di sapa duluan tapi mulailah menyapa terlebih dahulu, semoga dengan begitu akan mengubah perspektif atasan terhadapmu. Memang butuh waktu tapi tidak ada salahnya kan di coba?

Jangan Merasa Tersudutkan

Berhentilah untuk berpikir negatif apalagi sampai menilai diri sendiri buruk sikap tersebut malah akan membuat suasana hati buruk sepanjang hari. Fatalnya, malah kinerja menurun drastis, susah fokus dan saat penilaian kinerja hasilnya dibawah standar perusahaan ujung-ujungnya kena SP1.

Sekalipun atasan bersikap baik kepada karyawan lain dan bukan Kamu, buanglah jauhlah pikiran negatif jangan merasa tersudutkan abaikan saja guna mempertahankan kinerjamu agar tetap baik. Percayalah jika Kamu sudah semaksimal mungkin memberikan yang terbaik untuk perusahaan cepat atau lambat, atasan pun perlahan sikapnya berubah.

Perbanyak Speak Up

Cara menghadapi atasan yang pilih kasih selanjutnya adalah dengan perbanyak speak up. Terlalu sering memendam perasaan negatif perlahan membuat stres bahkan depresi berkepanjangan karena selalu menerka-nerka alasan atasan berbuat pilih kasih. Untuk itu sampaikan segala unek-unek yang dirasakan supaya Kamu lebih merasa lega.

Bila ada kesempatan berbicara, maka bicaralah. Sampaikan secara to the point tapi tetap sopan daripada harus bertele-tele membuang-buang waktu. Dengan begitu atasan akan menganggap Kamu ada di perusahaan. Kinerjamu akan lebih diperhatikan, ajaibnya lagi Kamu diperhitungkan juga sebagai kandidat karyawan yang akan naik jabatan hehe sehingga label “pilih kasih” perlahan hilang. Take it or leave it!

Berikan Kontribusi Maksimal

Apakah Kamu sudah benar-benar bekerja semaksimal mungkin selama ini? Atau ternyata Kamu justru bersikap apatis terhadap pekerjaan? Jika memang benar, bersiaplah penilaian kinerjamu sudah dipastikan kurang bagus, jadi tak heran kalau atasan bersikap pilih kasih.

Daripada menunjukkan sikap kurang profesional ada baiknya tunjukkan kualitas terbaikmu di depan atasan. Caranya? Kerjaan pekerjaan sesuai deadline, mematuhi aturan yang berlaku diperusahaan, menyampaikan opini ketika rapat. Setelah Kamu sudah berusaha semaksimal mungkin biarlah atasan yang menilai. Sisi positifnya Kamu bisa mendapatkan gaji atau bonus dari perusahaan, lumayan kan?

Sikapi Segalanya dengan Positif

Sikap pilih kasih atasan kembali lagi pada perspektif karyawan, cobalah untuk memandang atasan dari segi positif agar tidak merusak kinerjamu di perusahaan dan tetap bisa fokus menerapkan work balance. Kesehatan mental, fisik dan gaji pun aman sejahtera.

Jadi kapan nih Kamu mulai menerapkannya? Jangan ditunda-tunda loh karena efek negatifnya luar biasa kalau tidak segera diatasi dengan baik. Kalau kamu berhasil melakukan beberapa cara menghadapi atasan yang pilih kasih diatas siapa tahu rekan kerjamu yang merasa bisa menirunya. Bukankah enak jika semua karyawan diperlakukan adil tanpa ada rasa pilih kasih? Ayo ciptakan lingkungan kerja yang sehat!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *