Apa itu stoikisme? Stoikisme merupakan filosofi yang berhubungan dengan menjaga agar pikiran terhindar dari yang namanya stress dan tetap tenang supaya bisa menggapai kebahagiaan hidup. Dengan kata lain, stoikisme adalah ilmu filsafat dari Yunani Kuno dan didirikan selama periode Helesentik. Period helesentk ini adalah periode masa sejarah Mediterania dari mulai 323 SM (Sebelum Masehi) sampai 31 SM ditandai dengan penurunan Yunani.
Dengan kata lain istilah stoikisme sebenarny bukan hal baru bagi kehidupan manusia, sebab paham tersebut memang sudah muncul sejak lama. Lantas, apa itu stoikisme?
Baca Juga : Pinjaman Mudah Cair Solusi Cerdas Anti Ribet
Singkatnya, istilah stoikisme, atau stoik maupun stoicism adalah sebuah pemahaman yang didalamnya mengajarkan bagaimana manusia menciptakan kehidupan penuh kebahagiaan. Hal tersebut nantinya berhubungan dengan fokus terhadap hal-hal tertentu, baik yang dapat maupun tidak dapat dikendalikan.
Apa Itu Stoikisme?
Jika dilihat secara umum, filsafat dari stoikisme memiliki pengertian sebagia filosofi yang berhubungan dengan kebahagiaan dan bagaimana agar kita dapat menghindari hal-hal yang membuat diri kita jenuh atau stress.
Ilmu tersebut mengajarkan mengenai kebahagiaan seseorang bersumber pada segala sesuatu yang sifatnya dapat dikendalikan. Sehingga untuk bisa mendapatkan kebahagiaan, manusia harus memfokuskan diri terhadap hal apa saja yang dapat dikendalikan.
Jadi, yang dimaksud dengan apa itu stoikisme, ini adalah filosofi terkait bagaimana manusia menjaga pikirannya agar tetap rasional apapun yang telah terjadi dalam hidupnya. Hal ini bisa membantu banyak orang agar lebih memahami sesuatu hal yang bisa dikendalikan sekaligus menerima hal-hal yang sulit dikendalikan.
Sejarah Istilah Stoikisme
Istilah stoikisme diadaptasi berdasarkan bahasa Yunani, yakni stokos artinya yaitu “dari stoa” (beranda). Ini mengacu terhadap ‘Beranda Pelukis’ alias ‘Stoa Poikile’, sebagai nama sekolah di Athena, tepatnya di Yunani.
Pengertian stoikisme adalah sebagai aliran dari filsafat kuno dan didirikan tepatnya di Athena oleh Stoik Zeno yang berasal dari Citium, tepatnya sekitar 301 SM. Pada mulanya, dianggap sebagai Zenonisme, namun setelah itu dikenal dengan istilah stoikisme, sebab Zeno beserta pengikutnya telah bertemu Painted Porch aau Stoa Poikile.
Istilah stoikisme tersebut memang muncul di Athena, serta diciptakan Zeno di awal abad ketiga sebelum masehi di Citium. Walaupun begitu, ada juga yang melakukan pencatatan Stoikisme baru secara resmi di 108 SM.
Stoikisme merupakan filsafat yang dianut beberapa filsuf yang berasal dari Yunani, seperti Seneca, Marcus Aurelius dan Epictetus.
Menurut ideologi Stoikisme, segala sesuatu yang terjadi dan dialami manusia sebenarnya netral. Jadi, tidak ada yang namanya negatif maupun positif. Dengan kata lain, hal yang dapat menjadikannya negatif atau positif, buruk maupun baik itu merupakan interpretasi manusia pada hal tersebut.
Prinsip dari Stoikisme
Ada beberapa prinsip stoikisme jika anda tertarik untuk menjalankan filsafat ini, diantaranya :
-
Realistis
Anda terkadang berambisi dapat mengubah keadaan atau seseorang di luar kendali. Padahal ada berbagai hal mengenai kehidupan yang tak bisa dikendalikan atau dipengaruhi. Akan tetapi, ada banyak hal tertentu yang bisa diubah, diantaranya kebiasaan, tindakan dan pikiran diri sendiri.
-
Mengelola Harapan
Mungkin beberapa orang mempunyai harapan begitu tinggi, bahkan cenderung menciptakan sesuatu yang sifatnya tidak realistis. Kemudian saat dihadapkan pada kesenjangan yang begitu besar antara kenyataan dan harapan, akhirnya menyebabkan frustasi, perselisihan dan kecemasan. Melalui konsep dan prinsip stoikisme, sebenarnya anda masih mempunyai keyakinan, harapan dan impian, tapi tetap bersikap realistis.
-
Memahami Keseimbangan Batin
Biasanya keseimbangan batin berhubungan dengan ketenangan. Pada prinsip stoikisme sendiri, ketenangan batin adalah pusat filsafat dari stoikisme. Dalam hal ini, para pelakunya diminta menyeimbangkan pikiran supaya tidak memiliki reaksi berlebihan pada situasi tertentu, karenanya membuat anda bisa terjebak pada masalah yang jauh lebih buruk.
Melalui latihan, maka anda bisa mempelajari penguasaan mekanisme untuk mengontrol pikiran supaya tetap seimbang dibandingkan membiarkannya mempengaruhi tindakan atau sikap anda.
-
Memahami Sifat dari Alam Semesta
Stokisme kuno merupakan gabungan dari filsafat spiritual dan metafisik sebab mereka memiliki dedikasi dalam memahami sifat yang dimiliki alam semesta, sekaligus belajar bagaimana cara bekerja melalui pemahaman alam semesta.
Namun hal terpenting yaitu mengakui jika manusia merupakan makhluk rasional sekaligus harus bisa mengasah kemampuan dalam berpikir.
-
Mengendalikan Emosi
Anda harus berdamai dengan yang namanya emosi, caranya dengan mempelajari faktor penyebabnya. Sehingga, anda bisa mengatasi situasi dan kondisi dengan tepat.
-
Jangan Terlalu Berusaha Untuk Hal Diluar Kendali
Prinsip dari stoikisme yaitu mendorong orang untuk berusaha menekan pikiran negatif atau emosi dalam diri. Seperti marah, stress, sedih, benci dan lainnya.
Dengan prinsip stoikisme ini anda harus bisa membedakan sesuatu yang bisa dikendalikan dan yang tidak dapat dikendalikan. Akan tetapi, seringkali banyak orang berusaha dan memikirkan unuk mengendalikan hal-hal di luar kendalinya, seperti kekayaan atau kesehatan.
Di samping itu, membandingkan diri sendiri dan terlalu bergantung pada orang lain dengan berlebihan juga dianggap negatif. Biasanya hal-hal tersebut yang bisa menarik diri seseorang pada pusaran emosi yang negatif terus menerus. Masalah yang semestinya dapat diselesaikan secara cepat, justru bisa lebih lama.
Intinya, dengan tidak begitu memikirkan segala sesuatu di luar kendali, maka akan dirasakan kebahagiaan dan ktenangan tergantung dari apa yang dipikirkan. Jadi, hanya diri sendirilah yang bisa menciptakan kebahagiaan dan kesenangan diri sendiri
-
Semua Kondisi yang Terjadi Hanyalah Persepsi
Prinsip hidup dari seseorang yang menganut stoikisme yaitu mengajarkan untuk berpikir simpel dan sederhana saat berhadapan dengan masalah, atau saat memandang sesuatu maupun yang lainnya. Saat masalah datang, biasanya berbagai pikiran negatif akan menambah beban masalah hingga menjadikan masalah lebih berat.
Sehingga didapat keputusan yang lahir berdasarkan cara seseorang saat memandang masalah. Saat datang masalah, apabila dipikirkan secara positif bisa melahirkan keputusan yang tepat bagi hidup. Contoh, ada 2 orang yang mengalami kegagalan memperoleh pekerjaan.
Maka, orang yang sering mengeluh, kesal, marah tanpa melakukan hal apapun tentu saja tidak bisa membuat dirinya berkembang.
Namun berbeda dengan orang yang terus berusaha mempelajari kesalahan, mengasah kemampuan, dan memanfaatkan kegagalannya agar terus melangkah, justru menjadikannya lebih sukses daripada orang yang hanya mengeluh.
Berdasarkan ilustrasi terhadap prinsip stoikisme menunjukkan jika yang terjadi selama ini dalam hidup justru ada di bawah kendali kita. Semua langkah dan keputusan yang diambil, visi dan misi yang dicapai serta harus dilakukan. Dengan memiliki sudut pandang dan pemahaman yang positif, membuat hidup lebih bahagia dan ringan dijalankan.
Sudah jelas tentang apa itu stoikisme, dengan menganut prinsip ini membuat seseorang menjadi lebih ikhlas dan selalu bahagia menjalani kehidupan tanpa berharap berlebihan. Hal ini tentu saja bisa membuat tubuh juga lebih sehat, karena seringkali penyakit juga lahir dari beban pikiran hidup. Maka dari itu, selalu berpikir positif dan tidak berlebihan berusaha untuk hal-hal di luar kendali.