Bayangkan Anda sedang naik perahu di tengah laut. Kadang angin bertiup pelan dan kadang ombak datang menghantam.
Nah, dunia saham itu mirip sekali dengan laut. Ada pasang, ada surut. Kalau tidak siap, perahu bisa terbalik kapan saja.
Itulah sebabnya trading saham tidak bisa hanya mengandalkan “insting” atau ikut-ikutan orang lain.
Anda butuh tips yang realistis, bukan sekadar slogan “beli murah, jual mahal”.
Di artikel ini, saya akan berbagi 7 tips trading saham yang sering diabaikan, tapi sebenarnya bisa membuat perjalanan Anda lebih tenang dan terarah.
Mari kita kupas satu per satu dengan bahasa sederhana.
-
Jangan Langsung Lompat, Coba Ceburkan Kaki Dulu
Banyak pemula yang begitu buka akun sekuritas langsung tergoda membeli saham dalam jumlah besar.
Rasanya seperti masuk ke kolam renang lalu langsung nyebur ke bagian terdalam. Hasilnya? Panik.
Tips pertama
Mulai dengan modal kecil. Tidak ada salahnya membeli 1–2 lot dulu, sekadar untuk merasakan bagaimana sistem tersebut berjalan.
Dari situ Anda belajar cara membaca running trade, mengeksekusi order, sampai melihat portofolio berubah warna merah atau hijau.
Dengan langkah kecil ini, Anda tidak akan stres ketika harga saham tiba-tiba turun. Ingat, trading saham bukan sprint, tapi maraton.
-
Pahami “Karakter” Saham, Bukan Hanya Mandangin Grafik
Setiap saham punya sifat unik, mirip seperti manusia. Ada yang tenang dan stabil, ada yang lincah tapi berisiko tinggi.
Banyak trader pemula hanya terpaku pada grafik naik-turun tanpa memahami karakter emiten.
Contoh: saham bank besar biasanya lebih stabil, cocok untuk trader pemula yang belum tahan mental dengan fluktuasi ekstrem.
Sebaliknya, saham perusahaan kecil bisa melonjak cepat, tapi juga bisa anjlok drastis hanya karena isu kecil.
Tipsnya: amati pergerakan saham tertentu selama beberapa minggu. Rasakan ritmenya.
Sama seperti berteman, semakin lama mengenal, semakin tahu bagaimana cara bersikap.
-
Uang Dingin itu Bukan Sekadar Istilah
Banyak artikel menyebutkan pentingnya memakai “uang dingin” dalam trading. Tapi apa sebenarnya maksudnya?
“Uang dingin” bukan berarti uang yang disimpan di kulkas. Ini istilah untuk uang yang memang siap Anda lepaskan tanpa membuat hidup berantakan.
Misalnya, bonus tahunan, sisa tabungan yang memang dialokasikan untuk investasi, atau dana lebih yang tidak dipakai dalam 1–2 tahun ke depan.
Baca juga: Apakah Salah Jika Investasi Saham dengan Modal Utang? TIDAK
Kalau Anda pakai uang cicilan rumah atau uang sekolah anak untuk trading, sama saja Anda membawa beban besar ke arena perang.
Setiap penurunan harga akan membuat Anda panik karena takut tidak bisa memenuhi kebutuhan pokok.
Trading butuh kepala dingin. Dan kepala dingin hanya mungkin kalau modal yang dipakai memang uang dingin.
-
Tentukan Batas Rugi Sebelum Beli
Bayangkan Anda sedang belanja di supermarket. Anda sudah menetapkan maksimal belanja Rp500 ribu.
Begitu sampai kasir, ternyata belanjaan Anda Rp700 ribu. Kalau tidak bisa menahan diri, dompet Anda akan jebol.
Hal yang sama berlaku di saham. Sebelum beli, tetapkan batas kerugian (stop loss). Misalnya, Anda siap rugi maksimal 5–7% dari harga beli. Jika saham turun melewati batas itu, jual. Jangan ditunda.
Banyak pemula berpikir, “Ah, mungkin nanti naik lagi.”
Masalahnya, tidak ada yang bisa menjamin. Saham bisa terus turun, dan semakin lama ditahan, semakin besar kerugiannya.
Jadi, disiplin dengan batas rugi jauh lebih penting daripada sekadar mengejar keuntungan.
-
Jangan Percaya 100% pada Rekomendasi Grup atau Influencer
Di era media sosial, banyak sekali grup saham, komunitas, atau influencer yang berbagi rekomendasi “Beli saham X, target naik sekian persen!”
Masalahnya, tidak semua rekomendasi itu murni edukasi. Ada juga yang punya kepentingan, seperti menggoreng saham.
Artinya, mereka beli dulu di harga bawah, lalu mengajak banyak orang beli biar harganya naik.
Begitu harga naik, mereka jual, sedangkan Anda yang ikut-ikutan bisa malah nyangkut di puncak.
Tips sederhana, gunakan rekomendasi hanya sebagai referensi, bukan keputusan final.
Selalu lakukan analisa sendiri, meskipun sederhana, seperti membaca tren harga beberapa hari terakhir atau mengecek laporan keuangan singkat.
-
Catat Semua Transaksi di Trading Journal
Banyak pemula meremehkan hal ini. Padahal, trading journal itu ibarat “cermin” untuk melihat kebiasaan Anda sendiri.
Catat setiap transaksi mulai dari tanggal beli, harga, alasan beli, tanggal jual, harga jual, alasan jual.
Dari situ, Anda akan menemukan pola.
Misalnya, Anda ternyata sering rugi karena terburu-buru masuk saat harga sudah naik tinggi.
Atau Anda sering telat menjual karena terlalu percaya diri.
Dengan adanya jurnal, kesalahan tidak akan terulang terus-menerus.
Ingat, trader yang baik bukan yang tidak pernah rugi, tapi yang bisa belajar dari rugi kecil agar tidak jadi rugi besar.
-
Latihlah Mental, Bukan Hanya Skill
Trading saham 70% adalah soal psikologi, sisanya baru soal analisa. Bahkan trader profesional pun sering gagal bukan karena tidak bisa membaca grafik, tapi karena tidak bisa melawan emosinya sendiri.
Beberapa tips sederhana untuk melatih mental:
- Atur ekspektasi. Jangan berharap kaya mendadak. Anggap saja trading sebagai proses belajar menghasilkan uang tambahan.
- Istirahat saat emosi. Kalau baru saja rugi besar, jangan buru-buru masuk pasar lagi. Beri jeda untuk menenangkan pikiran.
- Hargai profit kecil. Jangan selalu menunggu “cuan gede”. Profit kecil yang konsisten jauh lebih sehat daripada profit besar sekali lalu rugi berkali-kali.
Trading Saham Itu Mirip Kita Sedang Berkendara
Kalau kita tarik garis besar, trading saham sebenarnya mirip seperti mengendarai mobil. Anda butuh:
- Rem (stop loss) agar tidak kebablasan.
- Setir (analisa) untuk menentukan arah.
- Bahan bakar (uang dingin) agar perjalanan lancar.
- Sabar di jalan (mental) supaya tidak panik saat macet atau menghadapi jalan terjal.
Banyak orang terjebak pada kecepatan dan ingin sampai tujuan lebih cepat. Padahal, kalau tidak hati-hati, justru bisa celaka.
Ingat, tujuan utama trading bukan hanya cari untung cepat, tapi menjaga modal tetap aman.
Karena dengan modal yang selamat, Anda masih bisa bermain di ronde berikutnya. Tanpa modal, permainan selesai.
Jadi, jika Anda baru mulai trading saham, jangan buru-buru ingin jadi “jagoan pasar”.
Mulailah kecil, belajar dari setiap langkah, dan nikmati prosesnya. Karena dalam dunia saham, yang bertahan lama biasanya yang akhirnya menang.