Perbedaan antara Kebutuhan dan Keinginan yang Harus Anda Pahami

perbedaan antara kebutuhan dan keinginan

Apakah perbedaan antara kebutuhan dan keinginan? Apakah Anda sudah mengetahui jawabannya atau belum?

Jika sudah, tidak menutup kemungkinan Anda tidak hanya mengetahuinya saja, tetapi juga memahami bahkan hingga mempraktikkan proses yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

Hal itu dikarenakan kebutuhan dan keinginan diibaratkan seperti dua keping mata uang yang sangat mirip, tetapi bertolak belakang.

Begitu tipis batasannya hingga banyak orang kurang mengetahui dan memahami perbedaannya.

Padahal kenyataannya, hampir semua orang sudah mempunyai dan melakukan keduanya. Dalam arti, mereka mempunyai kebutuhan dan keinginan di dalam diri masing-masing.

Selain itu, mereka juga sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan keduanya dengan berbagai macam cara.

Ada yang memakai cara yang salah bahkan hingga masuk kategori melanggar hukum dan merugikan orang lain.

Misalnya, mencukupi kebutuhan hidupnya dengan cara mencuri, korupsi, ataupun mengambil hal orang lain secara paksaan.

Semua itu dilakukannya karena ingin memuaskan nafsu menggapai keinginannya yang terpendam.

Tentu saja cara-cara semacam itu dilarang dan jangan sampai Anda lakukan. Lagipula, masih ada cara lain yang legal, tidak melanggar hukum, serta tidak merugikan orang lain.

Pentingnya Memahami Perbedaan Antara Kebutuhan dan Keinginan

pengertian keinginan menurut para ahli

Terdapat sebuah cara yang bukan hanya menguntungkan Anda sendiri saja, tetapi juga bermanfaat bagi orang lain.

Sebagai contoh, Anda berbisnis kuliner dengan membuat restoran atau warteg. Anda menjual nasi dengan beragam lauk pauk yang menggugah selera beserta beragam minumannya.

Produk yang dijual adalah makanan dan minuman yang dibutuhkan oleh semua orang tanpa terkecuali.

Dengan kata lain, Anda sudah menjual salah satu produk kebutuhan primer atau pokok manusia, yaitu pangan atau makanan.

Tanpa makan dan minum, sudah dipastikan manusia akan mati sehingga mau tidak mau harus mencukupi kebutuhan pokok tersebut agar bisa bertahan hidup.

Anda yang menjual makanan dan minuman akan mendapatkan keuntungan dalam bentuk uang dari hasil penjualannya.

Baca juga: 8 Cara Belanja Hemat Bagi Para Ibu Rumah Tangga

Semakin banyak orang yang membeli makanan dan minuman di warteg Anda, maka berbanding lurus keuntungan yang diperoleh semakin banyak.

Sementara itu, orang-orang atau konsumen yang membeli makanan dan minuman tersebut akan memperoleh kepuasan dan bisa bertahan hidup lebih lama karena perutnya yang lapar sudah terisi.

Itulah yang bisa disebut simbiosis mutualisme atau hubungan saling menguntungkan antar dua pihak atau lebih.

Dari uraian di atas, sebenarnya sudah bisa diambil kesimpulan mengenai perbedaan antara kebutuhan dan keinginan.

Untuk jelasnya lagi, di sini akan dijelaskan lebih gamblang agar Anda bisa memahaminya semakin mudah.

Fokuslah Pada Kemampuan Finansial

pengertian kebutuhan dan keinginan menurut para ahli

Pasalnya, pemahaman mengenai kebutuhan dan keinginan dalam kehidupan sehari-hari akan berkaitan erat dengan gaya hidup hingga budget pengeluaran yang harus dikeluarkan.

Dengan kata lain, kebutuhan dan keinginan tersebut sangat berhubungan dengan kondisi finansial atau keuangan Anda masing-masing.

Lebih menitikberatkan pada kondisi keuangannya dulu. Jadi, antara kebutuhan dan keinginan menyesuaikan dengan kemampuan keuangan yang dimiliki.

Jika tingkat finansial sangat mencukupi, pastinya semua kebutuhan sekaligus keinginan akan tercukupi.

Begitu juga sebaliknya, kita tidak akan bisa memenuhi semua kebutuhan serta keinginan dalam hidup bila kenyataannya kondisi keuangan tidak mencukupi.

Itulah beberapa yang perlu diketahui dan pahami mengenai perbedaan antara kebutuhan dan keinginan.

Pemahaman tersebut bisa dimulai dari hal-hal yang kecil dan sederhana. Dilanjutkan dengan hal-hal yang lebih besar dan serius.

Proses tersebut terus berjalan hingga Anda benar-benar mampu mempraktikkan perbedaannya dalam kehidupan sehari-hari.

Keinginan yang Sudah Menjadi Kebutuhan

5 perbedaan antara kebutuhan dan keinginan

Lalu, apa sebenarnya perbedaan antara keduanya? Kebutuhan dapat diartikan lebih mengarah pada kebutuhan hidup yang diperlukan sehari-hari.

Lebih spesifiknya adalah kebutuhan primer yang sudah seharusnya dipenuhi jika ingin hidup normal.

Kita semua sudah mengetahui bahwa kebutuhan pokok mencakup sandang (pakaian), pangan (makanan dan minuman), dan papan (rumah atau tempat tinggal).

Ketiganya harus ada untuk bisa mendukung kehidupan sehari-hari yang lebih baik. Seiring perubahan dan perkembangan zaman, kebutuhan pokok semakin kompleks, sehingga tidak bisa diartikan secara sempit.

Dengan begitu, kebutuhan pokok manusia diartikan secara luas karena menyesuaikan dengan perubahan dan perkembangan zaman yang terjadi.

Hal itu hanya menyebabkan keinginan-keinginan yang tidak begitu pokok untuk dipenuhi terlebih dulu daripada yang pokok.

Keinginan-keinginan itulah yang lebih identik dengan kebutuhan sekunder dan tersier. Namun pada kenyataannya, kedua kebutuhan tersebut tidak menutup kemungkinan bagi sebagian besar malahan lebih penting, dibanding kebutuhan pokok hidupnya.

Sebagai contoh, penggunaan berbagai macam peralatan gadget, seperti smartphone atau sejenisnya.

Diketahui bahwa smartphone bukan termasuk ketiga kebutuhan pokok manusia. Namun kenyataannya, sudah banyak orang memilikinya untuk digunakan beragam tujuan.

Baca juga: Pentingnya Akuntansi Sederhana UKM untuk Mengelola Bisnis

Mulai dari berkomunikasi jarak jauh, mencari hiburan, bisnis, cari pinjaman uang multiguna, urusan pekerjaan, eksis di dunia maya, dan lain sebagainya.

Akhirnya, smartphone yang awalnya hanya sebatas kebutuhan sekunder atau tersier berubah menjadi kebutuhan pokok bagi sebagian masyarakat kita.

Hindari Cari Pinjaman Uang untuk Hal Konsumtif

Sebenarnya itu sah-sah saja asalkan masih tetap terkendali dan memprioritaskan pinjaman dana tunai Anda untuk sesuatu yang produktif.

Mengapa hal yang berbau konsumtif sangat memikat kita dan sulit sekali untuk dihindari walau sudah berusaha keras?

Hal tersebut tak bisa dilepaskan dari kemajuan dan perkembangan zaman yang didukung oleh teknologi yang semakin canggih.

Pada kelanjutannya, sifat keinginan manusia yang menggebu-gebu dan bernafsu untuk ingin mendapatkan smartphone seperti yang diinginkannya. Pasalnya, jenis, macam, spesifikasi, dan harga bervariasi yang bebas dipilih.

Tidak sedikit orang yang lebih mengedepankan keinginannya saja dibanding kebutuhannya. Mereka sangat ingin memiliki seri ponsel terbaru yang begitu canggih meskipun harganya selangit.

Mereka melihat orang lain sudah memiliki dan menggunakannya, sehingga ingin melakukan hal yang sama.

Selain itu, gempuran iklan dan promosi dari para produsen yang begitu gencar bertujuan untuk menjaring konsumen atau pembeli sebanyak-banyaknya.

Semakin banyak orang yang membeli ponsel hasil produksinya, maka keuntungan yang diperoleh produsennya juga semakin bertambah dan meningkat.

Oleh karenanya, beragam cara promosi di media massa dilakukan. Orang-orang yang mempunyai level keinginan yang masih labil dipastikan tertarik untuk membelinya dengan dalih bermanfaat, penting, dan mendukung aktivitas keseharian.

Padahal kenyataannya, mereka hanya ikut-ikutan saja tren yang berkembang agar tidak disebut orang jadul dan ketinggalan zaman.

Lalu, apakah Anda pribadi termasuk kategori orang semacam itu? Jika iya, sudah seharusnya berhati-hati dalam mengelola keuangan.

Besarkan Dulu Penghasilan

contoh kebutuhan primer sekunder tersier  

Hal itu dikarenakan budget kita bisa jebol hanya gara-gara membeli barang-barang yang sebenarnya tidak begitu dibutuhkan.

Masih ada kebutuhan pokok yang harus Anda penuhi. Misalnya, mencicil kredit rumah yang belum lunas atau lainnya.

Namun demikian, keinginan Anda bisa mengalahkan kebutuhan yang lebih penting dalam kehidupan sehari-hari.

Jika kondisi semacam itu tetap diteruskan, bukan tidak mungkin Anda merugi karena kondisi keuangan yang semakin menipis dan sering jebol.

Bahkan, Anda bisa berhutang kesana-kemari yang pengembalian pinjamannya semakin memberatkan.

Apakah kita ingin merasakan kondisi semacam itu? Sudah pasti tidak, bukan?

Tingkatkan pendapatan terlebih dahulu, tahan segala sesuatu yang akan memberatkan isi dompet Anda.

Jika Anda sudah benar-benar ingin memiliki suatu barang, gunakanlah tips berikut ini: tahan diri selama 7 hari untuk tidak membelinya, pada saat hari ke tujuh Anda akan merasa bahwa barang itu sudah tidak dibutuhkan lagi, alasannya mungkin karena ada produk baru yang lebih menarik, atau promo baru yang sangat menggiurkan.

Jika mulai tertarik lagi, gunakanlah kembali tips diatas, setelah sering melakukannya, Anda akan dengan sendirinya terbiasa hidup hemat dan bisa benar-benar tidak menginginkan apapun lagi.

Tulisan mengenai perbedaan antara kebutuhan dan keinginan di atas bisa menjadi instropeksi bagi kita semua yang akan selalu berhadapan dengan masalah keuangan, kebutuhan, serta keinginan.

Semoga bermanfaat dan sukses selalu untuk Anda sekalian.

Silakan share tulisan ini apabila dianggap berguna bagi sesama. Terima kasih.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *