Montessori adalah : Pengertian, Prinsip dan Contoh

montessori adalah

Montessori adalah sebuah metode pendidikan yang berbeda dengan sistem pendidikan regular pada umumnya. Metode pembelajaran Montessori banyak dipakai sebagai metode pola asuh anak usia dini. Bagaimana tidak, penerapan Montessori sudah bisa diaplikasikan pada anak yang berusia 0 tahun atau baru baru lahir.

Baca Juga : Cara Meningkatkan Daya Ingat dan Konsentrasi yang Efektif

Untuk lebih jelasnya silahkan Anda baca artikel ini sampai selesai karena banyak sekali informasi-informasi penting yang perlu Anda ketahui.

Pengertian Montessori

Montessori adalah sebuah metode pembelajaran yang berfokus pada pengembangan anak dengan memberikan kebebasan belajar melalui praktik dan permainan kolaboratif.

Metode Montessori ini dikembangkan oleh Dr. Maria Montessori sejak tahun 1900, beliau adalah lulusan dari sekolah kedokteran dan menjadi wanita pertama yang mendapat gelar diploma di Italia.

Prinsip Utama

1.    Fokus pada pembelajaran langsung

Materi pembelajaran yang diterapkan untuk anak sudah dirancang sedemikian rupa. Anak tidak hanya diminta untuk mengingat angka saja namun juga menghitung cepat.

Menurut Maria Montessori anak-anak harus melakukan pembelajaran secara langsung (aktif bergerak) dibandingkan hanya sekadar duduk memperhatikan guru dan orangtua di rumah.

2.    One On One Lesson

Selanjutnya adalah one on one lesson dimana peran guru dan orangtua berpengaruh untuk menunjang kebutuhan belajar anak secara maksimal baik di sekolah maupun di rumah.

Jika di sekolah guru sudah menyesuaikan materi pembelajaran sesuai kebutuhan anak, maka peran orangtua di rumah adalah memberikan fokus dan perhatian penuh pada anak dalam proses pembelajarannya tersebut. Untuk menjaga fokus dan perhatiannya tersebut, Anda bisa kok menerapkan metode Montessori di rumah.

3.    Menghormati pilihan anak

Peran guru dan orangtua adalah memberikan kebebasan sang anak untuk menentukan pilihan dan berkonsentrasi pada aktivitas yang disukai. Biarkan anak menggali minat dan bakatnya masing-masing. Tugas guru dan orangtua adalah mendampingi, mengawasi, memberikan fasilitas penunjang, dan mendukung anak untuk mencapai tujuannya.

4.    Ruang belajar yang mendukung dan nyaman

Untuk mendukung aktivitas belajar anak pastikan guru dan orangtua telah memberikan ruang belajar yang mendukung dan nyaman. Maka dari itu, ruang belajar di sekolah maupun di rumah perlu di atur sedemikian mungkin.

Anda bisa mengajak anak untuk berkontribusi untuk membuat ruang belajar tersebut mulai dari pemilihan warna cat yang disukai atau buku-buku yang ingin mereka baca. Tak lupa juga Anda harus menyesuikan peralatan belajar anak sesuai usia dan tahap perkembangannya.

5.    Menenkankan peace education

Prinsip terakhir dari metode Montessori adalah peace education dimana anak diajarkan nilai-nilai perdamaian guna mengatasi konflik dan masalahnya sendiri tanpa kekerasan. Dalam proses pembelajarannya itu sendiri menekankan pada rasa saling menghargai, saling menghormati, dan mencintai.

Tahap Pembelajaran

Melansir dari situs hellosehat.com, terdapat 4 tahap pembelajaran dalam penerapan metode Montessori, antara lain:

Tahap Pertama

Penerapan metode Montessori pada tahap pertama ini berlangsung sejak anak baru lahir hingga usia 6 tahun. Untuk Anak yang berusia 0 – 3 tahun fokus utamanya adalah pengembangan bicara, koordinasi gerakan, dan kemandirian.

Sementara untuk anak usia 3 – 6 tahun fokus pembelajarannya meliputi latihan kehidupan sehari-hari, pembelajaran melalui panca indra (sensorial), bahasa, dan matematika.

Tahap Kedua

Penerapan metode Montessori selanjutnya berlangsung di usia 6 – 12 tahun, pada tahap kedua ini pembelajaran yang diberikan berfokus pada pemahaman mengenai alam semesta dan aspek budaya.

Tahap Ketiga

Penerapan metode Montessori selanjutnya berlangsung sejak usia 12 -18 tahun, pada tahap ini fokus pembelajarannya adalah pengenalan karakteristik khusus remaja.

Tahap Keempat

Tahap terakhir dari teori tersebut berlangsung dari usia 18 – 24 tahun, dimana pada rentang usia tersebut anak sudah masuk kategori dewasa.

Kelebihan dan Kekurangan Metode Montessori

Berikut adalah beberapa kelebihan dan kekurangan dari metode Montessori ini antara lain:

Kelebihan

  • Melatih kemandirian anak
  • Melatih kedisiplinan diri
  • Menjadi anak yang lebih aktif dalam mencari ilmu pengetahuan
  • Mengembangkan kemampuan sosial-emosional anak
  • Dihargai sebagai individu yang unik
  • Melatih anak agar lebih fokus
  • Segala aktivitas yang dilakukan disesuaikan dengan tahap perkembangan anak

Kekurangan

  • Biaya yang dikeluarkan cukup mahal jika Anda memutuskan untuk menyekolahkan anak berbasis Montessori
  • Struktur ruang kelas yang terbuka untuk sebagian anak sedikit menakutkan
  • Munculnya rasa takut dari orangtua jika anak terlalu mandiri sehingga merasa tidak dibutuhkan
  • Tidak semua anak mendapatkan akses bersekolah berbasis Montessori, biasanya hanya anak-anak dengan latar ekonomi tinggi yang bisa mengaksesnya

Contoh Kegiatan Montessori

Kata siapa kegiatan Montessori hanya bisa dilakukan di sekolah? Tenang Anda juga bisa kok menciptakan kegiatan Montessori di rumah, tanpa harus mengeluarkan budget besar karena yang Anda butuhkan adalah niat, keingintahuan tinggi, serta kreativitas.

Nah, berikut ini adalah beberapa ide aktivitas atau permainan berbasis Montessori yang bisa Anda terapkan di rumah:

1.    Melukis dengan Jari

Kegiatan pertama adalah melukis dengan jari yang dapat membantu melatih sensorik atau motorik halus anak, selain itu anak akan lebih mengenal aneka warna dan melihat apa yang akan terjadi jika warna-warna tersebut di campurkan.

Ada lagi yang harus Anda tahu bahwa melukis dengan jari tidak hanya melatih sisi kreatif anak, namun juga mengembangkan koordinasi tangan dan mata.

2.    Menyusun Puzzle

Kegiatan kedua adalah menyusun puzzle guna membantu anak dalam memecahkan masalah dan menanamkan sikap keteraturan.

3.    Membuat Kalung atau Gelang

Kegiatan ketiga adalah membuat kalung tujuannya adalah untuk melatih konsentrasi dan kesabaran sang anak. Sudah menjadi rahasia umum kalau anak-anak sangat mudah terdistraksi atau susah fokus.

Untuk memulai kegiatan ini Anda perlu mempersiapkan beberapa benda seperti: 1. Sedotan, 2. Gunting, 3. Benang wol.

Jika semuanya sudah siap, selanjutnya yang harus Anda lakukan adalah menggunting sedotan kecil-kecil terlebih dahulu, lalu kumpulkan dalam satu wadah khusus, kemudian mintalah sang anak untuk meroncengnya menjadi gelang atau kalung yang cantik.

Walaupun kelihatannya sangat mudah Anda harus tahu banyak anak yang kehilangan kesabaran dalam membuatnya.

4.    Membuat Lilin Mainan

Kegiatan keempat adalah membuat lilin mainan atau plastisin, mungkin banyak orangtua diluar sana merasa khawatir jika membelikan anak lilin mainan di pasar karena takut tidak sengaja termakan oleh sang anak dan terjadi hal yang tidak diinginnkan.

Nah! Maka dari itu solusinya adalah Anda buat mainan lilin yang aman di rumah menggunakan tepung terigu, pewarna makanan dan air.

5.    Mengenal Tekstur Basah dan Kering

Kegiatan kelima adalah mengenal tekstur basah dan kering. Caranya? Cukup Anda sediakan potongan kapas basah, kapas kering dan wadah (beda warna atau bentuk).

Kemudian mintalah sang anak untuk mengelompokkan mana kapas basah dan kering ke dalam wadah yang sudah di sediakan sebelumnya. Melalui kegiatan ini motorik anak akan semakin terasah sehingga ia lebih mudah mengenal tekstur.

6.    Mengancing Baju dan Menggunakan Kaos Kaki

Terakhir adalah latihan untuk mengancing baju dan menggunakan kaos kaki tujuannya supaya sang anak siap menjalani aktivitas sehari-hari setelah menjadi dewasa. Untuk poin terakhir ini Anda bisa melakukannya ketika anak berusia 18 – 24 Bulan.

Selamat mencoba!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *