Latte Factor. Mungkin tidak sedikit orang yang belum familiar dengan istilah dari latte factor. Padahal kondisinya sudah sering dijumpai di masayrakat khususnya sering dijumpai pada kaum milenial. Lantas, apa pengertian dari istilah ini?
Definisi Latte Factor
Istilah ini muncul akibat kebiasaan sering mengonsumsi berbagai hal kecil, contohnya saja kopi. Namun maksudnya bukan hanya untuk kopi saja, bisa juga untuk konteks yang berkaitan dengan pengeluaran sehari-hari. Walaupun nominalnya cenderung kecil, apabila dikalkulasikan selama seminggu, bahkan sebulan, atau setahun membuat anda bisa-bisa terkejut karena jumlahnya cukup fantastis.
Baca Juga : Pinjaman Dana Online Pencairan 3 Jam
Latte factor adalah istilah yang diluncurkan oleh David Bach, sebagai pakar finansial. Ia memakai istilah ini untuk mendefinisikan beberapa hal kecil tapi rutin dibelanjakan dengan tingkat kepentingan yang tidak terlalu penting.
Contohnya saja, anda membeli minuman kopi Rp. 20 ribu per hari, apabila ditotalkan maka kebiasaan tersebut bisa merogoh kocek Rp. 600 ribu per bulan. Selain kopi, istilah ini juga dapat berbentuk hal lainnya seperti belanja fashion, transportasi, hingga biaya admin bank. Karena tanpa disadari justru hal tersebut membuat pengeluaran lebih besar dibandingkan pengeluaran wajib.
Dampak dari Latte Factor
Lantas, apa saja dampak yang muncul akibat latte factor? Simak ulasan berikut :
-
Tidak Dapat Mengontrol Pengeluaran
Mengingat biasanya dianggap hanya pengeluaran kecil tanpa berpengaruh signifikan terhadap keuangan, banyak orang jusru santai terkait kebiasaan membeli barang atau sesuatu yang bisa dibatasi sebenarnya karena tidak begitu penting. Namun, anda bisa hitung lagi berapa jumlah dana yang anda keluarkan untuk hal-hal yang bersifat tidak terlalu penting ini.
-
Susah Berinvestasi
Sebenarnya berdasarkan survei yang dilakukan oleh Kadence International Indonesia melalui Share of Wallet, terlihat jika masyarakat hanya dapa mengumpulkan 8% saja dari total penghasilan untuk simpanan atau tabungan. Melalui jumlah tersebut, sebenarnya akan sulit untuk mempersiapkan rencana masa depan maupun sekedar menyisihkannya untuk melakukan investasi sekaligus melengkapi diri anda dengan asuransi.
-
Memicu Perilaku Konsumtif
Pengeluaran yang awalnya dianggap kecil tapi tanpa disadari, apabila anda melakukannya terus menerus bahkan jika diakumulasikan biayanya bisa begitu besar. Nominalnya bahkan bisa sampai double digit. Jika sudah begini, tentu anda akan sangat menyayangkan uang yang dimiliki harus terbuang dengan sia-sia.
-
Kebiasan Kurang Penting
Aktivitas berbelanja dan jajan merupakan aktivitas menyenangkan, sebab bisa menjadi sarana sosialisasi, hingga aktualisasi diri. Jika ternyata sudah membentuk habit atau kebiasaan, maka anda akan sulit untuk mengubahnya. Apabila dilihat secara psikologis, maka kebahagiaan anda akan berkurang apabila harus menghentikan atau mengurangi aktivitas yang disukai.
-
Sulit Untuk Memenuhi Kebutuhan
Jika anda tidak mempunyai rencana membuat list kebutuhan apa saja yang mesti dicukupi, tentu saja anda akan terus membelanjakan uang tersebut tanpa disadari. Sebab anda tidak mempunyai urgensi melakukan penghematan uang, sehingga akan lebih mudah memelanjakan dana untuk kenyamanan lain.
-
Terlalu Ikut Trend
Mengingat zaman sekarang memang telah dimanjakan oleh perkembangan teknologi. Seperti perkembangan teknologi sejak dini. Mulai dari pemakaian remote control, hingga perkembangan gadget. Inilah yang membuat banyak orang seringkali mengeluarkan uang hanya demi mengikuti tren atau memuaskan nafsu semata (konsumerisme).
Setiap orang mempunyai latte factor yang jenisnya berbeda, dan biasanya tidak begitu dipikirkan hanya karena dianggap receh. Terlebih, jika mempunyai penghasilan cukup besar bahkan belum memiliki tanggungan apapun. Akan tetapi apabila dampak tersebut dibiarkan, maka tanpa disadari jumlah pengeluaran akan membengkak.
Cara Mengatasi Latte Factor
Jika anda kesulitan untuk menghentikan kebiasaan yang memicu latte factor, ada beberapa tips yang dapat dilakukan berikut ini :
-
Buat Daftar Rencana Belanja
Tips pertama, anda harus membuat daftar rencana belanja. Usahakan merencanakan pengeluaran yang akan anda lakukan setiap bulan dari penghasilan. Contohnya, anda memperoleh penghasilan Rp. 5 juta, maka anda wajib menentukan gaji tersebut akan dipakai untuk keperluan apa saja.
Akan tetapi, anda harus menganggarkannya untuk tabungan dan investasi dengan menyisihkan 20% dari total penghasilan ke rekening lainnya. Sedangkan sisa sebanyak 80%, dapat dipakai untuk keperluan sehari-hari, semisal asuransi.
-
Mencatat Keuangan Sehari-hari
Anda juga harus mencatat keuangan apa saja yang telah dikeluarkan untuk setiap hari. Dengan begitu, bisa mempermudah anda memonitor gaji anda, apakah telah digunakan sesuai rencana awal ataukah tidak. Jika ternyata belum sesuai, silahkan lakukan evaluasi pada akhir bulan, agar anda mengetahui apa saja alokasi anggaran yang sudah dikeluarkan setiap bulannya dengan jelas.
-
Identifikasi Latte Factor
Anda juga harus menemukan latte factor dan mencatatnya sendiri. Kira-kira apa saja pengeluaran kecil yang sering dilakukan dengan cara rutin. Walaupun nominalnya kecil, sebaiknya tetap mencatatnya.
Contohnya, sering menggunakan transportasi online, sering merokok, membeli air mineral, atau menggonta-ganti produk skincare.
Jika anda mengetahui apa saja latte factor sebagai penyebab habisnya penghasilan setiap bulan, maka anda dapat membuat rencana dalam mengurangi bahkan dapat menghilangkan penyebab tersebut.
-
Tulis Pengeluaran Apa Saja yang Benar-Benar Diperlukan
Dalam hal ini anda harus mencatat secara detail terkait bagaimana pengeluaran anda anggarkan Contohnya, jika anda harus minum kopi setiap bulan, maka anggarkan kebutuhan untuk minum kopi setiap bulannya. Hal ini juga berlaku bagi anda sering berbelanja membeli skin care da make up. Dengan begitu, anda akan memahami apa saja pengeluaran yang dilakukan setiap bulannya.
-
Kontrol Diri dan Cari Alternatif Lain
Anda juga harus mampu mengontrol diri atau mungkin mencari alternatif lain. Jika faktornya adalah transportasi online, sebaiknya coba untuk beralih menggunakan transportasi umum dengan harga lebih ramah.
Biaya untuk transfer ke antar bank jika diingat-ingat mungkin hanya Rp. 6.500 saja, namun jika diakumulasi dalam setahun bisa jutaan. Sebagai solusinya, anda bisa memakai aplikasi lain yang memungkinkan biaya transfer gratis.
Namun jika terbiasa meminum kopi saat pagi hari dengan memesannya diluar, sebaiknya coba buat kopi sendiri agar lebih hemat. Begitupun dengan air mineral, alangkah baiknya untuk membawa air minum sendiri dari rumah. Akan tetapi bagi perokok, sebaiknya kurangi kebiasaan ini secara perlahan.
Mungkin memang tidak masalah jika sesekali anda mengeluarkan uang untuk sesuatu yang harganya murah, asalkan anda harus bisa mengendalikannya setiap bulan. Boleh saja membeli kopi, memesan makanan atau menggunakan transportasi online.
Namun sebaiknya kendalikan, agar anda tidak sampai terlena sekaligus bisa mengganggu kesehatan keuangan anda. Saat ini anda sudah mampu untuk mewanti-wanti saat gaji habis begitu saja. Karena penyebabnya bisa jadi karena latte factor.
Biasanya pengeluaran-pengeluaran yang sifatnya kecil tidak seberapa, namun jika dilakukan rutin bahkan apabila diakumulasikan maka nominalnya bisa fantastis. Maka dari itu, penting sekali untuk mengidentifikasi apa saja yang memicu latte factor kemudian cari solusi atau alternatifnya agar anda bisa mengontrol pengeluaran setiap bulannya.