Risiko Gagal Bayar Fintech yang Perlu Anda Pahami

gagal bayar fintech

Financial Technology atau yang lebih akrab dengan sebutan Fintech merupakan inovasi dari jasa keuangan yang tengah tren di tanah air.

Hadirnya Fintech memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk melakukan transaksi keuangan yang lebih praktis dan efektif dalam lingkup yang lebih luas.

Namun, selain manfaatnya dalam kehidupan, Anda juga perlu mengetahui risiko gagal bayar Fintech jika suatu hari terjadi.

Simaklah ulasan lengkapnya berikut ini.

Mengenal 4 Kategori Fintech

dana proteksi

Sebelum berbicara jauh mengenai kegagalan dalam pembayaran Fintech. Kita perlu mengenal terlebih dahulu apa itu Fintech dan bagaimana pembagiannya.

Bank Indonesia telah membaginya ke dalam 4 kategori, antara lain:

Crowdfunding dan Peer to Peer Lending

CF berfungsi untuk penggalangan dana guna aktivitas sosial, seperti donasi korban bencana alam, kaum miskin, dhuafa, anak-anak terlantar dan yatim piatu, serta lain sebagainya yang mekanismenya dilakukan secara online.

Sedangkan Peer to Peer Lending atau P2P Lending berfungsi sebagai layanan peminjaman modal untuk UMKM yang dapat dilakukan tanpa harus membuat rekening terlebih dahulu.

Market Aggregator

Memiliki peran penting dalam membandingkan berbagai produk keuangan yang satu dengan lainnya melalui referensi berupa pengumpulan data finansial dari para pengguna.

Apabila Anda masih bingung dalam memilih jasa keuangan yang tepat seperti pinjaman dana tunai, asuransi atau kredit multiguna, maka Market Aggregator siap membantu Anda.

Caranya Anda tinggal mengirimkan data pengajuan ke platform, kemudian akan dicocokkan dengan produk keuangan yang sesuai dengan kebutuhan Anda.

Danafina.com merupakan salah satu contoh marketplace atau aggregator untuk berbagai produk finansial.

Risk and Investment Management

Fintech yang satu ini bertujuan untuk memudahkan konsumen dalam membuat perencanaan keuangan digital.

Beberapa hal yang akan dibantu oleh Fintech jenis ini yaitu manajemen risiko dan investasi, manajemen aset operasionalnya.

Payment, Settlement dan Clearing

Selanjutnya ialah fintech berbasis pembayaran (payments) seperti payment gateway dan e-wallet.

Payment Gateway ialah perantara e-commerce dengan konsumen dalam hal pembayarannya. Pembayaran belanja konsumen tersebut dapat dilakukan dengan uang elektronik yang terdapat dalam aplikasi dengan beberapa syarat dan ketentuan.

Kasus Gagal Bayar Saat Transaksi Fintech

fintech lending adalah

Ketika Anda melakukan transaksi Fintech tentu tidak selalu berjalan mulus. Kadang kala akan terjadi kredit macet.

Apa sajakah Fintech yang dapat terjadi gagal bayar?

Tak sedikit investor yang merasa kecewa ketika gagal bayar Fintech Peer to Peer Lending. Misalnya, seorang investor memberi modal usaha pada seorang pelaku bisnis swasta.

Namun terjadi suatu masalah yang menyebabkan permintaan akan produksi barang menurun sehingga keuntungan yang didapat pun berkurang.

Hal ini menyebabkan bagi hasil yang seharusnya bisa diterima oleh investor tepat pada waktunya menjadi tidak sesuai dengan ekspektasi.

Tentunya kejadian seperti ini tidak bisa dihindari.

Jika gagal bayar tersebut terjadi baru sekali, maka itu masih bisa ditoleransi. Namun, jika sudah terjadi lebih dari tiga kali, maka Anda harus mengambil langkah antisipasi.

Kredit macet jelas merugikan pihak investor. Sehingga dari jauh-jauh hari harus dipikirkan langkah strategis untuk mencegahnya maupun menanggulanginya.

Penyebab Terjadinya Gagal Bayar Fintech

investasi fintech

Apabila Anda berencana untuk melakukan investasi dalam mekanisme tersebut, maka sangat perlu untuk menelaah penyebab terjadinya gagal bayar dalam transaksi Fintech agar dapat menghindarinya.

Berikut ini beberapa penyebab terjadinya kegagalan dalam pembayaran, antara lain:

  1. Arus kas tidak lancar, yakni proses pembayaran barang oleh konsumen mengalami kemacetan atau tidak tepat waktu.
  2. Meningkatnya persaingan dalam pasar, persaingan memang selalu ada dalam dunia bisnis karena itu pelaku bisnis harus selalu berinovasi dalam mengembangkan produknya dengan kualitas dan kuantitas yang jitu. Inti dari persoalan ini ialah bagaimana cara agar produk yang dipasarkan oleh pelaku bisnis tersebut dapat mengambil tempat di hati para konsumen.
  3. Ketidakmampuan dalam bersaing adalah hal yang rawan dalam dunia bisnis. Seorang pebisnis harus memiliki mental dan jiwa pengusaha yang gigih. Jika dalam sekali gagal timbul rasa ingin menyerah, lalu bagaimana mungkin kesuksesan dapat diraih? Mereka yang sukses ialah mereka yang siap menghadapi berbagai lika-liku tantangan yang ada.
  4. Kenaikan bahan pokok memang menjadi momok yang bisa terjadi kapan saja. Terlebih menjelang bulan-bulan penting seperti Ramadhan, tahun baru dan hari besar lainnya. Jika hal ini terjadi pada Anda yang berperan sebagai pelaku bisnis, maka Anda harus bisa memutar otak untuk menjaga harga produk tetap dengan kuantitas yang mungkin bisa diinovasi sedemikian rupa.
  5. Bencana alam seperti banjir bandang, gempa, tanah longsor, angin ribut dan lain sebagainya memang menjadi hal yang tidak bisa dihindari. Efeknya ialah kerusakan besar yang diakibatkannya.

Itulah beberapa hal yang dapat menjadi penyebab terjadinya gagal bayar Fintech dari pelaku bisnis ke investor.

Langkah Antisipasi untuk Mengatasi Berbagai Kendala Tersebut

kredit macet gagal bayar fintech

Anda tidak perlu khawatir apalagi panik saat sudah terindikasi bahwa akan terjadinya macet di kredit.

Tenangkan diri terlebih dahulu, kemudian pikirkan cara terbaik untuk mengatasinya. Usahakan untuk tetap menjaga komunikasi dengan pelaku bisnis yang bekerja sama dengan Anda dalam hal ini. Bila perlu bantulah ia untuk mengatasi malah gagal bayar ini.

Berikut ini beberapa langkah yang dapat diambil oleh para pelaku di bisnis ini untuk meminimalisir kerugian.

Menelaah penilaian kelayakan kredit

Setiap peminjaman untuk segala macam keperluan yang melalui P2P Lending dianalisis oleh Tim Penilaian Kelayakan Kredit untuk menilai kualitas dari si peminjam tersebut. Peringkatnya dimulai dari A1 hingga E5.

Semakin mendekati peringkat A1 maka peminjam tersebut dinilai aman (minim risiko) karena tepat waktu pembayarannya.

Kebalikannya, semakin mendekati E5 maka si peminjam tersebut dinilai tidak aman (besar risiko) karena kerap telat dalam pembayarannya.

Jadi, hindarilah investasi pada bisnis dengan peringkat E5. Pilihlah bisnis dengan peringkat baik setaraf A1 untuk meminimalkan risiko gagal bayar Fintech.

Memasukkan risiko tingkat kerugian dalam kesepakatan perjanjian

Risiko gagal bayar memang kadang sulit dihindari. Oleh karena itu, untuk meminimalkan kerugian Anda sebagai investor, masukkanlah nilai ganti rugi dalam kesepakatan perjanjian.

Tentunya harus disesuaikan dengan perhitungan yang berlaku.

Diversifikasi investasi

Seorang investor tentunya menginginkan keuntungan yang berlimpah dengan minim risiko. Nah, bagaimana caranya?

Diversifikasi investasi bisa menjadi solusinya. Anda bisa melakukan investasi ke beberapa pebisnis sekaligus dengan peringkat yang berbeda.

Sehingga jika terjadi gagal bayar di satu perusahaan tekfin, Anda masih memiliki dua investasi lagi.

Ketika ketiganya berhasil membayar tepat waktu, maka keuntungan yang Anda dapatkan juga lebih berlimpah daripada hanya mengandalkan satu tekfin saja.

Pahami Ilmu Fintech Secara Benar

Sebelum terjun ke dunia fintech, pahamilah terlebih dahulu ilmu yang terdapat di dalamnya. Jadilah seseorang yang bukan hanya bisa melakukan transaksi keuangan, tetapi juga cerdas dalam berbisnis.

Jangan malas dalam mencari dan membaca informasinya baik melalui media cetak maupun elektronik aga terhidar dari gagal bayar fintech.

Apabila sedang butuh dana tunai cepat cair. Danafina aja.

Melayanai pinjaman online bunga rendah jangka panjang dengan gadai BPKB Mobil, Motor dan Sertifikat SHM atau HGB.

Hubungi tim kami untuk proses lebih lanjut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *