Bubble Burst Startup adalah : Faktor Hingga Strategi

Bubble burst startup adalah

Bubble burst startup adalah sebuah istilah ledakan gelembung yang disinyalir menjadi salah satu penyebab startup-startup di Indonesia melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada karyawannya.

Baca Juga : Strategi Pemasaran Produk: Cara Efektif agar Brand Terkenal

Atau bisa juga dianggap bahwa bubble burst startup adalah siklus ekonomi di mana harga produk atau aset meningkat drastis dalam waktu cepat yang kemudian diikuti oleh penurunan harga dengan cepat.

Pada artikel ini akan dibahas mengenai faktor terjadinya bubble burst, dampak serta bagaimana strategi untuk menghindarinya.

Faktor Terjadinya Bubble Burst

Setelah mengetahui mengenai definisi mengenai bubble burst, sekarang kita masuk kepada pembahasan faktor terjadinya bubble burst, meliputi:

Investor Lebih Selektif

Investor lebih selektif dalam mendanai startup karena risiko yang ditanggung tidak main-main apalagi semakin banyak startup yang bermunculan sehingga persaingan semakin ketat untuk mendapatkan perhatian investor.

Mereka memiliki kecendrungan untuk melakukan penilaian yang lebih ketat dan kritis sebelum mengambil keputusan, sebab tidak hanya mempertimbangkan peluang keuntungan yang besar saja, tetapi juga memperhitungkan risiko serta tantangan.

Pangsa Pasar yang Mengalamai Penurunan

Pangsa pasar yang mengalami penurunan di dalam startup mengacu pada proses di mana startup kehilangan sebagian atau seluruh pangsa pasar mereka karena persaingan atau perubahan dalam preferensi konsumen.

Penurunan pangsa pasar dapat terjadi karena berbagai alasan, seperti penurunan permintaan, kegagalan dalam mengembangkan produk yang menarik bagi konsumen, atau ketidaktepatan strategi pemasaran.

Kondisi Pandemi yang Semakin Membaik

Selama 3 tahun terakhir ketika pandemi masih melanda Indonesia, tanpa Anda sadar banyak startup hadir menawarkan layanan atau produk untuk memudahkan aktivitas masyarakat. Sayangnya, masa kejayaan beberapa startup hanya sampai disini saja karena kondisi Indonesia sudah mulai pulih sediakala.

Pasar Jenuh

Pasar jenuh adalah kondisi di mana permintaan untuk suatu produk atau layanan telah mencapai puncaknya dan tidak dapat lagi menunjukkan pertumbuhan signifikan.

Ini menandakan bahwa pasar tersebut sudah terlalu banyak pesaing atau produk serupa sehingga permintaan akan produk tersebut telah mencapai batas maksimum.

Dalam kondisi pasar yang jenuh, perusahaan biasanya menghadapi tekanan untuk menurunkan harga dan meningkatkan pengeluaran untuk iklan atau promosi, banyak pesaing yang menawarkan produk serupa dengan harga lebih rendah atau dengan inovasi lebih baik.

Perusahaan harus menemukan cara untuk mempertahankan pangsa pasar mereka, seperti dengan mengembangkan produk baru, meningkatkan kualitas produk atau layanan mereka, atau menargetkan pasar yang berbeda.

Dampak Bubble Burst Pada Startup

Bubble burst pada startup dapat berdampak luas pada industri dan ekonomi secara keseluruhan. Beberapa dampak yang mungkin terjadi adalah:

1.   Kehilangan Nilai Investasi

Dalam konteks Bubble Burst pada Startup, kehilangan nilai investasi terjadi ketika nilai saham atau kepemilikan di sebuah startup turun drastis atau hilang sama sekali.

Hal ini dapat terjadi ketika banyak investor menarik uang mereka karena mereka kehilangan kepercayaan pada kemampuan startup untuk menghasilkan keuntungan atau karena kepercayaan pada industri startup secara keseluruhan menurun.

Kehilangan nilai investasi dapat menyebabkan kerugian finansial cukup besar bagi investor dan perusahaan yang telah menginvestasikan uang mereka pada startup tersebut.

2.   Pengurangan Tenaga Kerja

pengurangan tenaga kerja melalui sistem PHK dapat terjadi ketika startup mengalami penurunan nilai pendapatan atau kegagalan besar. Dalam upaya untuk memperbaiki kondisi finansial, startup dapat memutuskan untuk memangkas jumlah karyawan atau pegawai mereka. Pengurangan tenaga kerja bisa menyebabkan peningkatan angka pengangguran dan menurunkan daya beli konsumen.

3.   Peningkatan Pengawasan Regulasi

Peningkatan pengawasan regulasi terjadi setelah kegagalan besar atau penurunan nilai yang signifikan dalam industri startup. Tujuan dari peningkatan pengawasan regulasi ini agar kepercayaan investor pada industri startup kembali.

Namun, perlu Anda ketahui juga bahwa biaya operasional menjadi lebih tinggi dan membuat startup kecil dan menengah sulit untuk bersaing dengan perusahaan besar yang sudah mapan.

Strategi untuk Menghindari Bubble Burst Pada Startup

Ada beberapa strategi untuk menghindari bubble burst pada startup, antara lain:

Jangan terlalu bergantung pada pendanaan eksternal

Startup harus berusaha untuk mengurangi ketergantungan mereka pada pendanaan dari investor eksternal, seperti venture capitalist atau lembaga keuangan.

Selain itu, terlalu banyak mengandalkan pendanaan eksternal juga dapat menyebabkan startup kehilangan kendali atas bisnis mereka sendiri, terutama jika investor tersebut memiliki saham mayoritas dalam perusahaan.

Oleh karena itu, startup harus berusaha untuk mempertahankan pertumbuhan bisnis yang sehat dan mandiri dengan sumber daya yang tersedia dalam organisasi, sebisa mungkin tanpa terlalu bergantung pada pendanaan eksternal.

Jangan terlalu fokus pada pertumbuhan bisnis yang relatif cepat

Startup yang hanya berfokus pada pertumbuhan bisnis yang relatif cepat akan selalu berusaha untuk memperoleh pangsa pasar skala besar dalam waktu relatif singkat, tujuannya untuk menarik perhatian investor dan meningkatkan nilai perusahaan.

Pertumbuhan bisnis yang terlalu cepat biasanya dicapai dengan meningkatkan pengeluaran perusahaan untuk biaya pemasaran, penjualan, pengembangan produk, dan sumber daya manusia.

Lebih baik para pemilik startup memperhatikan pertumbuhan bisnis yang lebih sehat serta realistis berdasarkan data dan tren pasar.

Fokus Pada Manajemen Risiko

Pahamilah segala risiko yang berkaitan dengan bisnis startup dan ambillah beberapa langkah untuk mengurangi risiko tersebut.

Hal ini penting untuk dilakukan karena dalam dunia bisnis, risiko selalu ada dan mempengaruhi kelangsungan hidup dan kesuksesan bisnis.

Manajemen risiko pada dasarnya terdiri proses identifikasi, analisis, penilaian, dan pengendalian risiko dalam sebuah organisasi.

Fokus Pada Cash Flow

Perusahaan harus memastikan bahwa arus kas yang dimiliki cukup untuk memenuhi kebutuhan operasional. Cash flow adalah jumlah uang yang masuk dan keluar dari perusahaan dalam periode tertentu.

Dalam konteks Startup, cash flow sangat penting karena perusahaan mungkin mengalami pengeluaran yang lebih besar daripada pemasukan, yang bisa menimbulkan masalah keuangan jika tidak dikelola dengan baik.

Memiliki Tim yang Solid dan Kompeten

Memiliki tim yang solid serta kompeten di bidangnya sangatlah dibutuhkan oleh semua perusahaan tak terkecuali startup, dengan pengalaman, kemampuan, dan pengetahuan yang memumpuni tersebut maka segala tantangan bisnis dapat teratasi dengan baik.

Menyadari Bahwa Bubble Burst Bisa Terjadi Kapan Saja

Startup harus memahami bahwa meskipun perusahaan sedang tumbuh dengan pesat dan memiliki nilai tinggi, namun ada kemungkinan nilai tersebut akan turun secara signifikan atau bahkan hancur dalam waktu singkat.

Bubble Burst merupakan suatu fenomena ketika harga suatu aset (dalam hal ini, nilai perusahaan) terlalu tinggi secara artifisial karena spekulasi atau euforia pasar, sehingga akhirnya terjadi penurunan harga yang tajam dan mengakibatkan kerugian.

Pada industri teknologi, Bubble Burst terjadi ketika nilai Startup tumbuh secara eksponensial, bahkan melebihi nilai intrinsiknya, karena adanya spekulasi pasar yang terlalu tinggi. Sehingga para startup harus memiliki rencana cadangan.

Sekian informasi mengenai bubble burst startup, semoga bermanfaat!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *